Logo
WhatsApp Image 2023-11-20 at 23.01.48

PELAKSANAAN FASTABIN LOMBA KALIGRAFI KONTEMPORER DAN NASKAH, PENEMUAN BIBIT-BIBIT UNGGUL UNTUK MTQ TAHUN DEPAN

Para juara kaligrafi kontemporer dan naskah bersama para juri

Hari kedua perayaan Fastabin ke-10 pagi ini berjalan dengan lancar (20/11/2023). Dengan cabang lomba kaligrafi naskah dan kontemporer, Fastabin hari ini tidak kalah seru dari perayaan lomba sebelumnya. Lomba yang diadakan di pelataran halaman Pondok Putra PPM. 4 Bahasa Al Muhibbin Tuban cabang Jatirogo, menuai banyak pujian dari para dewan juri yang hadir menilai.

Berbeda dengan lomba kaligrafi pada umumnya, lomba kaligrafi yang diusung dalam Fastabin kali ini memiliki teknis pelaksanaan yang cukup unik dalam proses pengerjaannya. Jika pada hampir sebagian besar lomba kaligrafi dilaksanakan dalam satu spot lokasi dengan durasi waktu tertentu, maka dalam lomba kaligrafi Fastabin ini peserta telah diberikan waktu untuk mengerjakan dan mempersiapkan karyanya dalam kurun waktu satu hari sebelum waktu penilaian tiba. Dalam praktiknya, seluruh peserta akan mengerjakan karya kaligrafi mereka dalam satu lokasi bersama dengan didampingi tim panitia yang mengawasi proses pengerjaan tiap peserta secara satu persatu. Pihak panitia pun telah menyediakan material seperti kanvas dan kertas karton putih kosong yang dapat dipergunakan oleh peserta sebagai media dalam menorehkan tinta dan cat kuasnya. Dengan demikian, dapat dipastikan bahwa hasil karya kaligrafi seluruh peserta merupakan 100% hasil buah karya masing-masing peserta, tanpa bantuan dan campur tangan dari guru maupun pembimbingnya.

Bapak Nanang Amirudin, selaku juri kaligrafi bidang kontemporer, beliau menyatakan kekagumannya kepada para peserta yang dapat menyelesaikan karyanya dalam kurun waktu kurang dari 24 jam. Beliau juga turut mengomentari:

“Ternyata banyak sekali bibit-bibit unggul yang berada di dalam PPM. Al Muhibbin. Sebenarnya banyak ditemukan calon-calon juara MTQ cabang khat naskah dan kontemporer di sini, awalnya saya juga terkejut dengan adanya Yayasan Pondok Pesantren yang mengadakan acara lomba seperti ini yang kemudian bisa menjadi pijakan pertama para santri untuk menemukan bakat dan minat mereka. Maka tidak ada yang namanya krisis identitas santri”, ungkap Bapak Nanang Amirudin, mantan kafilah MTQ Provinsi Jawa Timur Cabang MKQ.

Tidak sampai di situ saja, juri lain dari bidang kaligrafi naskah, Gus Abdul Rouf, sang Juara khat naskah dalam MTQ XXIX tingkat Provinsi Jawa Timur, juga turut mengimbuhi, bahwa beliau mengakui potensi-potensi besar peserta. Beliau juga berpesan agar para peserta selalu melatih skill mereka supaya bisa lebih maksimal lagi untuk karya yang akan dihasilkan ke depannya, serta agar lebih menekuni bidang mereka dan lebih giat dalam belajar dan melalar. Sebab tulisan tidak selamanya menetap, melainkan dapat berkembang lebih baik dengan banyak diasah.

Demikianlah kurang lebih pesan yang disampaikan oleh para dewan juri bagi para peserta. Namun begitu, sebagaimana hal lumrah dalam suatu perlombaan, maka tetap diperlukan adanya yang menang, dan yang kalah. Oleh karena itu, setelah melalui proses penilaian dan diskusi bersama, dewan juri pun menetapkan 3 orang peserta terbaik dari masing-masing bidang khat. Berdasarkan kriteria penilaian yang mencakup kerapian, desain, paduan warna dan nilai estetika (kontemporer), juga ketepatan kaidah tulisan, kebenaran, kerapian dan nilai estetika tulisan (naskah), para peserta yang lolos menggaet gelar juara adalah sebagai berikut:

Juara I lomba Kaligrafi Kontemporer disabet oleh Syarifal Al-Auri kelas XI Putra MA Plus Al Muhibbin. juara II oleh Muhammad Armadani kelas IX SMP PA dan juara III oleh Dwi Putra Ardiansyah kelas X MA PA. Sedangkan lomba kaligrafi naskah juara I diraih oleh Zaka Aulia El Cordova kelas X MA PA, juara II oleh Anuriyah Sabilatul Jannah kelas XI MA PI, juara III oleh Faizal Khori kelas XI MA PA.

Sehubungan dengan hal itu, tim Jurnalis Ladaina juga telah melakukan wawancara dengan salah satu peserta peraih juara dalam Lomba Kaligrafi. Dalam bidang Kontemporer, ada Syarifal al-Auri, selaku Juara 1 Kaligrafi bidang Kontemporer, sekaligus santri yang pernah memperoleh gelar juara dalam event MTQ ke XXX tingkat Kabupaten Tuban 2022. Di depan Kantor Administrasi PPM. 4 Bahasa Al Muhibbin, Syarif mengungkapkan kegembiraanya, “Alhamdulillah saya kembali menyabet juara satu di lomba Fastabin terakhir saya. Awalnya memang tidak terlalu kaget, tapi syukurlah masih bisa menampilkan yang terbaik untuk kelas terutama untuk wali kelas saya, Ustadz Reza dan Ustadz Rif’an”, ucapnya.

Di samping itu tim jurnalis Ladaina juga turut mewawancarai peserta peraih Juara II bidang Kontemporer, yang secara tidak sengaja merupakan adik dari Syarifal al-Auri, peserta peraih Juara I, yaitu Muhammad Armadani, perwakilan dari kelas IX Putra SMP Plus Al Muhibbin. Di Aula Pondok Putra Al Muhibbin, Arma berharap semoga dapat melanjutkan bakatnya dan mencoba mengikuti lomba di event luar pondok.

Juara I dan II jenis kaligrafi kontemporer

Sebagai imbuhan, peserta terbaik dua kaligrafi naskah, Anuriyah Sabilatul Jannah, perwakilan dari kelas XI Putri MA PIus Al Muhibbin, juga turut memberikan reaksi. Bahwa, Ananda sangat bersyukur akhirnya perjuangan selama satu bulan berlatih tidak terbuang sia-sia.

Sekian kabar Fastabin hari kedua yang telah diliput oleh tim Jurnalis Ladaina, kami berharap untuk hari esok dan setelahnya dapat berjalan dengan lancar tanpa kendala. Terus pantau website Al Muhibbin untuk mendapatkan kabar lomba Fastabin selanjutnya.

 

Para peserta lomba kaligrafi jenis naskah

Editor : Yayuk Siti Khadijah & Anwar Dzak

Share this post

Share on whatsapp
Share on facebook
Share on twitter
Share on print