perwakilan kelas IX SMP PA
Siapa sangka, di dalam pesantren terdapat event perlombaan memasak (master chef). Lomba yang telah menjadi agenda internal dalam ajang Fastabin tersebut selalu berhasil menuai banyak pujian dari juri dan tamu undangan yang hadir. Sebab, berbeda dari lomba master chef yang lazim diketahui banyak orang, lomba master chef yang diadakan oleh PPM. Al Muhibbin ini terbilang cukup unik. Yakni selain menonjolkan kemampuan santri dalam hal tata boga, juga lebih menekankan pada kemampuan mereka dalam mempresentasikan hidangan dalam bahas asing.
Pada hari Selasa kemarin malam, (28/11/2023), PPM. Al Muhibbin kembali menggelar lomba master chef antar kelas. Ruang-ruang kelas dan gazebo-gazebo kecil di PPM. Al Muhibbin, baik di cabang Jatirogo maupun Kenduruan, Nampak apik dihiasi oleh aneka ragam dekorasi dan lampu-lampu hias yang gemerlap. Hanya dalam kurun waktu sehari semalam, seluruh peserta telah berhasil menyulap ruang kelas mereka menjadi bilik café dan resto yang menarik dan memukau.
Bahasa yang terpilih untuk dilombakan dalam lomba master chef kali ini adalah Bahasa Arab. Sehingga bagi pramusaji dan para chef dikenai kewajiban untuk mampu menjelaskan tentang tema café/resto dan hidangan mereka dengan menggunakan Bahasa Arab. Adapun kriteria penilaian dalam lomba master chef ini meliputi; (1) Kualitas masakan, yakni terkait cita rasa masakan, keindahan penyajian. (2) Kualitas presentasi, meliputi kelancaran dan kebenaran dalam menjelaskan dan menjawab pertanyaan dewan juri dalam bahasa asing, baik bagi pramusaji maupun chef yang memasak. (3) Performa, mencakup keindahan dekorasi kelas, kebersihan, kesopanan, kecakapan dalam melayani dewan juri.
Perlombaan master chef kali ini pun tidak hanya dihadiri satu atau dua dewan juri saja, melainkan tiga juri sekaligus, yakni Kiai Haji Abdul Haris, L.C., Ibu Diah Prabaningrum, S.Pd dan Ibu Binti Muslikah, S.Pd. Sebagai informasi Kiai Haji Abdul Haris ini adalah salah satu alumni lulusan Mesir sehingga tidak perlu diragukan lagi kualitas komunikasi beliau dalam berbahasa Arab. Terkait lomba master chef ini beliau buka suara dengan memberikan tanggapan, “Ya…secara umum itu sangat bagus, artian bagusnya itu bahwa apapun lomba selalu memotivasi, menimbulkan semangat kompetitif, kreatifitas, minat dan bakat mereka. Untuk PPM. Al Muhibbin ini, luar biasa, dan dengan kemampuan menggunakan Bahasa Arab yang dibungkus oleh master chef itu juga dapat menunjukkan pada masyarakat bahwa Bahasa Arab ialah bahasa internasional yang seharusnya dipelajari kemudian diterapkan”, ujar beliau malam itu (28/11).
Sesuai dengan ungkapan para juri bahwa keseluruhan peserta telah menampilkan yang terbaik, terutama dalam cita rasa masakan yang luar biasa lezat. Baik SMP maupun MA tidak ada perbedaan antara keduannya. Semuannya sama-sama luar biasa. Bahkan juri sempat dibuat kagum dengan sambutan luar biasa dari kelas IX Putra SMP Plus Al Muhibbin yang menampilkan atraksi singkat Bujang Ganong. Kendati demikian, para dewan juri tetap harus memilih tiga kelompok terbaik dari terbaik.
Tiga kelas yang beruntung pada malam itu ialah kelas X Putra MA Plus Al Muhibbin sebagai peraih juara satu dengan mengusung tema Bali. Mereka juga memberikan instrument musik live gitar dan piano. Bukan hanya itu, bahkan pramusajinya lengkap dengan kostum pemuda bali yang menggunakan bunga kamboja yang diselipkan di antara telinga dan tak lupa juga dengan aroma dupa.
Selanjutnya yakni kelas X Putri MA Plus Al Muhibbin sebagai peraih juara dua dengan tema Jawa. Di sini para juri disambut dengan tarian sambutan dan dimanjakan dengan jajan-jajan khas jawa. Nuansa restoran juga sangat ramah dengan diberi pilihan meja indoor or outdoor.
Terakhir, kelas XI Putra MA Plus Al Muhibbin sebagai peraih juara tiga dengan tema angkringan Jawa. Nah, inilah salah satu restoran yang bisa dibilang paling unik pada malam itu, dengan suasana yang lebih hidup layaknya akringan asli di luar sana dan pemilihan gaya dekorasi yang bersahabat membuat juri Nampak sangat nyaman.
“Jadi, Mbak, kami memilih dekorasi yang lebih sederhana tapi unik. Seperti kali ini kami menyisihkan Sebagian teman kami sebagai figure seakan-akan mereka itu pelanggan kami. Ada yang nongkrong, main laptop dan belajar kitab, supaya suasana benar-benar hidup. Kami juga berpikir bahwa itu adalah ide yang unik. Kemudian kami juga fokus ke menu hidangan yang nyaman di lidah sesuai dengan arahan guru kami,” jelas Fadlan Prayoga Ramadhan selaku pramusaji dari kelas XI Putra MA Plus Al Muhibbin, peraih juara tiga lomba Fastabin cabang master chef.
Malam yang dibalut mendung membuat seluruh peserta juga para wali kelas mereka semakin ketar-ketir akan turun hujan deras, yang ditakutkan bisa merusak dekorasi yang harusnya terlihat sempurna malah jadi huru-hara. Akan tetapi, kekhawatiran tersebut akhirnya terbayar lunas karena Alhamdulillah sampai acara selesai hujan yang ditakutkan tidak jadi turun. Semakin mendekati penghujung lomba Fastabin, semangat dan antusiasme dari para peserta masih menyala dan tidak luntur. Terakhir, dari Tim Jurnalis Ladaina Al Muhibbin mengucapkan selamat dan semangat untuk para peserta. Mari terus berjuang dan berkompetisi dengan sportif dan menyenangkan.
Foto Juri bersama para juara
Editor : Yayuk Siti Khadijah & Anwar Dzak