Logo
a4b05be7ecaf562cf35ee1326cc58194

HARI ARAFAH SEBAGAI PUNCAK RITUS MUHASABAH UMAT

Hari Arafah merupakan hari kesembilan Bulan Dzulhijah. Bertepatan hari tersebut para jama’ah haji mulai melakukan I’tikaf di padang Arafah. Berkitan dengan makana Arafah, terdapat Ulama yang berpendapat bahwa kata Arafah diambil dari kata I’tiraf (pengetahuan), karena pada hari Arafah para umat Umat Islam akan membenarkan dan mengetahui Allah sebagai salah satunya Dzat yang harus disembah.

Sedangkan Imam Fakhruddin Ar-Razi dalam salah satu masterpiece-nya menguraikan delapan pandangan mengenai asal-usul penamaan Hari Arafah, diantaranya adalah

 

  1. Pertemuan Nabi Adam dan Sayyidah Hawa – Hari Arafah diyakini sebagai momen ketika Nabi Adam dan Sayyidah Hawa bertemu kembali setelah terpisah sejak diusir dari surga.
  2. Nabi Adam mengetahui cara haji – Malaikat Jibril mengajarkan tata cara ibadah haji kepada Nabi Adam, dan ketika sampai di Arafah, ia berkata bahwa ia telah mengetahui (arafa) cara berhaji.
  3. Nabi Ibrahim mengetahui kebenaran mimpinya – Pada hari ini, Nabi Ibrahim memahami bahwa mimpinya untuk menyembelih putranya, Nabi Ismail, adalah perintah dari Allah.
  4. Nabi Ibrahim mengetahui cara haji – Malaikat Jibril juga mengajarkan tata cara ibadah haji kepada Nabi Ibrahim, yang kemudian memahami (arafa) ritual tersebut.
  5. Nabi Ibrahim bertemu kembali dengan Siti Hajar dan Nabi Ismail – Setelah lama berpisah, Nabi Ibrahim akhirnya bertemu kembali dengan keluarganya di Makkah pada Hari Arafah.
  6. Mimpi Nabi Ibrahim tentang penyembelihan Nabi Ismail – Hari Arafah dikaitkan dengan peristiwa mimpi Nabi Ibrahim tentang menyembelih putranya sebagai bentuk ketaatan kepada Allah.
  7. Orang-orang haji menamai tempat tersebut sebagai Arafah – Jamaah haji yang berhenti di tempat ini menamainya dengan Arafah.
  8. Hari pengampunan dan rahmat bagi jamaah haji – Pada hari ini, Allah memberikan kabar gembira kepada jamaah haji dengan ampunan dan rahmat-Nya.

 

Amalan dan Keutamaan Arafah:

 Membahas tentang keutamaan Bulan Arafah tentu juga menjadi suatu yang penting untuk diketahui oleh seluruh umat. Sebab hari Arafah memiliki nilai yang sngat tinggi di sisi Allah, hal ini terbukti dengan adanya firmn Allah yang termaktub dalam Surah Al Fajr ayat 3:

 

وَّالشَّفْعِ وَالْوَتْرِۙ ٣

Artinya: Demi yang genab dan yang ganjil. (QS. Al Fajr)

 

Dalam kitabnya Syeikh Abu Hafs Umar bin Ali bin ‘Adil Ad-Dimisqi sebagaiman megutip pendapat Abu Abbas RA. Yang berpendapat, bahwa maksud dari ayat di atas adalah hari Tarwiyah dan Arafah.

Kemulian hari Arafah yang mana dalam ayat tersebut Allah bersumpah secara langsung atas nama kedua hari tersebut. sebgaimana kemuliannya, menjadikan nyata bagi para umat bahwasanya hari Arafah adalah puncak ritus umat yang hendak bermuhasabah di Buan Dzulhijah. Sehingga amalan-amalan harus diperkuat seperti puasa dan juga berdzikir.

 

Wallahu A’lam.

Share this post

Share on whatsapp
Share on facebook
Share on twitter
Share on print