Logo
ilustrasi-idul-adha-istock-2_ratio-16x9

MAKNA FILOSOFIS KURBAN DI HARI RAYA IDUL ADHA

Hari raya Idul Adha, merupakan salah satu hari besar Umat Islam yang jatuh pada tanggal 10 Dzulhijjah dalam kalender Hijriyah. kata “adha” dalam hari raya Idul Adha berasal dari Bahasa Arab “udhiyah” yang berarti kurban atau pengorbanan. Istilah ini merujuk pada tradisi penyembelihan hewan ternak seperti sapi, kambing, atau unta sebagai bentuk ketaatan kepada Allah SWT, yang dilakukan pada Hari Raya Idul Adha. Sedangkan dalam redaksi lain, ada yang berpendapat bahwa kata “kurban” yang menjadi makna dari adha memiliki arti pendekatan/ qoruba, sehingga dalam penafsirannya hari raya idul adha merupakan sebuah perayaan penyembelihan hewan kurban sebagai salah satu cara pendekatan diri kepada Allah.

Adapun sejarahnya sendiri dimulai dari kisah Nabi Ibrahim AS dan Nabi ismail AS. Dalam kisahnya, Nabi Ibrahim AS menerima perintah dari Allah SWT untuk menyembelih putranya Ismail sebagai bentuk ujian ketaatan dan keikhlasan kepada Allah. Namun, sebelum penyembelihan terjadi, Allah menggantikan Ismail dengan seekor domba, sebagai bentuk penghargaan atas ketakwaan dan kesungguhan mereka.Peristiwa ini menjadi simbol pengorbanan, kepatuhan dan keikhlasan kepada Allah SWT.

Selain itu hari raya Idul Adha  juga bertepatan dengan puncak ibadah haji,dimana para jama’ah haji berkumpul di Makkah untuk melaksanakan wukuf di padang Arafah, sebagaimana rukun utama dalam ibadah haji yang di lakukan selama 4 hari berturut-turut termasuk 3 hari Tasyrik setelah hari raya Idul Adha.

  • Amalan di Hari Raya Idul Adha:
  1. Mengumandangkan Takbir – Takbir mulai dikumandangkan sejak malam Idul Adha hingga hari tasyrik (11, 12, dan 13 Dzulhijjah) sebagai bentuk pengagungan kepada Allah.
  2. Shalat Idul Adha – Dilaksanakan secara berjamaah di masjid atau lapangan terbuka pada pagi hari sebelum penyembelihan hewan kurban.
  3. Menyembelih Hewan Kurban – Berkurban adalah sunnah muakkadah bagi yang mampu, sebagai bentuk ketakwaan dan kepedulian sosial.
  4. Puasa Arafah – Puasa sunnah pada tanggal 9 Dzulhijjah dianjurkan bagi yang tidak sedang berhaji, dengan keutamaan menghapus dosa selama dua tahun.
  5. Tidak Memotong Rambut dan Kuku – Bagi yang berniat berkurban, dianjurkan untuk tidak memotong rambut dan kuku sejak awal Dzulhijjah hingga hewan kurban disembelih.

Dalil Al-Qur’an dan hadist tentang hari raya Idul Adha yang menekankan pentingnya ibadah kurban yang menjadi amalan paling dicintai Allah SWT pada hari tersebut:

وَلِكُلِّ اُمَّةٍ جَعَلْنَا مَنْسَكًا لِّيَذْكُرُوا اسْمَ اللّٰهِ عَلٰى مَا رَزَقَهُمْ مِّنْۢ بَهِيْمَةِ الْاَنْعَامِۗ فَاِلٰهُكُمْ اِلٰهٌ وَّاحِدٌ فَلَهٗٓ اَسْلِمُوْاۗ وَبَشِّرِ الْمُخْبِتِيْنَۙ

Artinya: Bagi setiap umat telah Kami syariatkan penyembelihan (kurban) agar mereka menyebut nama Allah atas binatang ternak yang dianugerahkan-Nya kepada mereka. Tuhanmu ialah Tuhan Yang Maha Esa. Maka, berserahdirilah kepada-Nya. Sampaikanlah (Nabi Muhammad) kabar gembira kepada orang-orang yang rendah hati lagi taat (kepada Allah).

(QS.Al-Hajj:34)

Selain itu, amalan kurban juga kelak akan menjadi saksi kita di akhirat karena setiap helai bulu, darah, dan daging yang disebarkan akan menjadi mejadi pemberat amalan kita. Tentunya bagi pekurban yang ikhlas dalam menjalankannya, sebagaimana disampaikan dalam hadits berikut.

Dari Aisyah, Rasulullah SAW bersabda:

“Tidak ada amalan anak cucu Adam pada hari raya qurban yang lebih disukai Allah melebihi dari mengucurkan darah (menyembelih hewan qurban), sesungguhnya pada hari kiamat nanti hewan-hewan tersebut akan datang lengkap dengan tanduk-tanduknya, kuku-kukunya, dan bulu- bulunya. Sesungguhnya darahnya akan sampai kepada Allah –sebagai qurban– di manapun hewan itu disembelih sebelum darahnya sampai ke tanah, maka ikhlaskanlah menyembelihnya.”

(HR. Ibnu Majah dan Tirmidzi)

Untuk itu, dari ayat Qur’an dan hadist tentang kurban di atas, kita bisa mendapatkan banyak hikmah bahwa perintah berkurban adalah perintah yang sangat ditekankan baik oleh Allah SWT melalui Al-Quran dan hadits-hadits yang mencerminkan teladan Rasulullah SAW. Jika kita memiliki kelebihan harta dan kelapangan untuk berkurban di tahun ini, maka segerakanlah agar menjadi manfaat luas bagi sesama dan kebaikan bagi kita di dunia maupun di akhirat.

Editor: Anwar Dzak & Yayuk Sk.

Share this post

Share on whatsapp
Share on facebook
Share on twitter
Share on print