Pasca barisan pawai Al Muhibbin memenuhi setiap sudut jalanan Jatirogo-Tuban, seperti biasa Al Muhibbin turut menyuguhkan drama kolosal. Kini drama bertajuk “Konstatinopel” dipilih sebagaimana simbol melegitnya Islam di era Ottonom alias kesultanan Usmaniah, selaras dengan tema pawai tahun ini.
Drama dengan durasi kurang lebih 15 menit tersebut telah berhasil merangkum setiap lini cerita dan perjuangan dari Sultan Muhammad Al Fattih, seorang pemimpin kesultanan Usmaniah (Ottoman) untuk menaklukkan kekaisaran Bizantium yang berkuasa lebih dari 1.000 tahun, yang dipimpin oleh Kisar Konstantinus XI Palailogos.
“Selama perjalanan saya menjadi pemeran drama, baru kali ini saya merasakan kesulitan yang luar biasa, mulai dari penyelarasan artikulasi behasa yang digunakan, hingga peran yang menurut saya cukup besar” Tutur Jhohan Marcel Rangga Satria, selaku pemeran utama Muhammad Al-Fattih.
Nun, tidak heran jika keluh terdapat dipenuturan para pemain, sebab yang biasanya drama menggunakan Bahasa Indonesia atau 4 Bahasa resmi Pondok (Arab, Inggris, Jepang, China), kini lebih bervariasi dengan menggunakan Bahasa Turki sebagai dialog darama. Sehingga pantas saja apabila para pemain merasakan kesulitan, yang mana membutuhkan waktu 2 minggu untuk latihan.
Namun, tidak ada kamus menyerah bagi para pemain, kekompakan dan semangat belajar telah mengalahkan ketakutan dan juga kesulitan. Hal ini dibuktikan dengan ratting para penonton pada drama kali ini yang memenuhi jalan lintasan pawai. Sehingga apresiasi perlu kita berikan terhadap para pemain drama kali ini.

Editor: Yayuk Sk. Anwar Dzak.