Logo
Screenshot 2024-11-20 000219

ADA KEGIGIHAN DIBALIK RINTANGAN MENGUKIR KAYU RELIEF

Fastabin bukan hanya tempat untuk belajat ilmu agama, tetapi juga wadah bagi para santri unuk mengembangkan berbagai keterampilan dan juga talenta yang di miliki oleh para santri, salah satunya adalah dengan adanya lomba seni ukir relief. memang setiap tahun selalu di adakan lomba seni ukir, namun kali ini berbeda sebab, pada fastabin yang ke-11 ini lomba mengukir update menjadi mengukir relief, yang pastinya juga menambah tingkat kesulitan dalam proses. Hal ini bertujuan unk mengasah lebih kreatifitas dan juga talenta yang dimiliki oleh para santri.

Dalam lomba mengukir tersebut penilaian dilakukan berdasar dari beberapa kriteria, seperti Teknik ukiran, keselarasan dengan tema, kreativitas, detail ukiran, dan juga kecakapan saat berpresentasi didepan para dewan juri. Selai itu di perlombaan kali ini juri yang dipilih juga merupakan juri prefesional, dan juga berbakat. Tim sempat berbincang hangat dengan salah satu juri lomba mengukir relief, Bapak Umar Taukit, rupanya beliau merupakan ahli seni rupa, dalam bincang tim dan beliau, beliau mengatakan bahwa “Saya sangat mengapresiasi hasil kerja para santri, sebab relief merupakan salah satu seni yang cukup sulit mengingat bahwa hal ini dikerjakan oleh para santri yang notabenya adalah seorang pelajar bangku SMP dan juga MA”

Setelah menunggu cukup lama akhirnya para dewan juri menaiki podium untuk mengumumkan hasil kejuaraan lomba seni mengukir relief. dari hasil diskusi juri yang cukup lama dan juga meengangkan akhirnya juara satu jatuh kepada kelas 2 MA putri, dan juara dua jatuh kepada kelas 2 MA putra, dan juara tiga jatuh kepada kelas 1 MA putra.

Alhasil dari pengumuman tersebut penonton dibuat terkejut, sebab pada perlomban kali ini ang berhasil menduduki tahta juara satu rupanya adalah seorang perempuan, padahal jika diingat kembali di tahun-tahun sebelumnya kebanyaan seorang pria yang menjadi juara seni ukir, dengan alasan motorik yang berbeda, naum kali ini membukitikan bahwa perempuan juga bisa menduduki tahta selayaknya seorang pria, hal ini jelas terjadi sebab kegigihan mereka dalam menjalani tantangan dan juga rintangan dalam membuat ukiran relief. Dan disini tim bersama  Widya Tri Agustyn yang merupakan juara satu dari lomba seni ukir, Widya mengatakan bahwa “aku gak nyangka banget ya, misalkan mendapatkan juara satu sebab, baru kali ini ada perwakilan dari seorang perempuan yang maju menjuarai seni ukir, apa lagi relief ya, Alhamdulillah juga sih ya, sehingga hal ini juga bisa menjadi contoh bagi para santriwati yang lain bahwa perempuan juga bisa tampil menawan layaknya seorang lelaki, yang penting kita tetap rendah hati dan juga terus belajar, dan jangan lupa juga untuk tidak menyia-nyiakan sebuah proses yang kita jalani”

Sekian, laporan dari Ladayna, terimakasih telah membaca.

 

Editor : Yayuk Siti Khodijah & M. Faizin

Share this post

Share on whatsapp
Share on facebook
Share on twitter
Share on print