Logo
IMG_20231115_202043

DETIK-DETIK FASTABIN

BINCANG SINGKAT DENGAN DALANG MUDA, PEMBIMBING MUSIK KARAWITAN LOMBA PAGELARAN WAYANG

Kenduruan, LADAINAMenunggu beberapa hari lagi jelang pelaksanaan Fastabin, Tim Jurnalis Ladaina melakukan wawancara tepat pada hari Selasa (14/11/2022), di Studio 2 Al Muhibbin Kenduruan, dengan seorang dalang muda wayang kulit asal Kabupaten Tuban, Ki Ahmad Sholikin atau dapat dikenal sebagai Ki Sholikin Asmara Seta. Beliau adalah dalang muda yang berhasil menyabet dua penghargaan sekaligus, yaitu sebagai salah satu dari 10 penyaji terbaik dan 5 garap lakon terbaik dalam Festival Wayang Kulit Dalang Muda se-Jawa Timur 2022.

Ki Ahmad Sholikin sudah menjadi pembimbing wayang kulit di PPM Al Muhibbin sejak acara Fastabin ke-8 tahun 2021 lalu. Dan pada Fastabin ke-10 tahun 2023 ini beliau kembali ditunjuk oleh pihak panitia Fastabin sebagai pembimbing musik karawitan lomba Fastabin cabang pagelaran wayang. Ki Ahmad Sholikin menanggapi, bahwa euforia jelang Fastabin sekarang nampaknya lebih baik dan meningkat dari pada tahun-tahun sebelumnya, terutama dalam cabang pagelaran wayang. Beliau juga berkata, semangat anak-anak kali ini lebih membara mungkin dikarenakan jumlah peserta yang lebih sedikit, hal itu juga dapat mempermudah pembimbing untuk meng-handle serta memberikan materi kepada peserta.

Mengenai perkembangan para dalang Al Muhibbin beserta anggotanya, beliau juga buka suara, bahwa setiap hari para peserta mengalami perkembangan yang pesat dalam artian beberapa kali pertemuan mereka dengan beliau selalu membuahkan inovasi baru dan kemajuan bagi mereka. Beliau memberi imbuhan, persentase nilai kesiapan para peserta saat ini 75% (14/11).

Kendati ajang perlombaan wayang merupakan salah satu dari lomba Fastabin (kegiatan internal pondok), tema (lakon) yang dipakai para peserta berbeda-beda. Ki Ahmad Sholikin mengatakan “terdapat dua lakon sulit yang dimainkan oleh salah satu peserta. Pertama ialah Kumbakarno gugur yang memerlukan tenaga ekstra, lakon tersebut akan dimainkan oleh Marchel (kelas X Pa MA Plus Al Muhibbin). Kemudian yang kedua, lakon Sumantri ngenger. Lakon-lakon tersebut ialah lakon yang sering digunakan untuk festival atau lomba, karena membutuhkan banyak tenaga, harus mempelajari secara cermat dan teliti. Jika ada kesalahan maka itu berakibat sangat fatal bagi dalang yang menggunakan lakon-lakon tersebut”, terang beliau saat itu juga.

Kemudian tim Jurnalis Ladaina memberi imbuhan tentang perasan beliau menjadi mentor kelas wayang di PPM Al Muhibbin.

“ya…perasaan pastinya ada susah ada senangnya mbak, kalau susahnya itu bagian mencari kelompok yang cepat daya tangkapnya, ya.. senanganya kalau udah dapat kelompok yang tepat. Karena sebagai pelatih kalau memiliki murid karawitan atau pedalangan yang cepat tanggap itu termasuk kepuasan sendiri bagi si pelatih”.

Sekian dari tim Jurnalistik Ladaina yang meliput kegiatan menjelang Fastabin kali ini. Terakhir, Ki Ahmad Sholikin juga memberikan saran atau berpesan kepada seluruh peserta lomba pagelaran wayang kedepannya untuk segera memiliki wayang masing-masing  latihan agar pelatihan lebih totalitas lagi.

Editor: Yayuk Siti Khadijah & M. Faizin

Share this post

Share on whatsapp
Share on facebook
Share on twitter
Share on print